About Me

Foto saya
Mahasiswa S2 Pascasarjana UNY P. Matematika Kelas C NIM. 11709251038

Selasa, 20 Desember 2011

Komentar Elegi Menggapai Pengetahuan Objektif

Menggapai Pengetahuan Objektif. Pengetahuan objektif didapatkan dari pengalaman-pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dari interaksi tersebut akan terjadi pembentukan persepsi, menganalisis, membuat tesis, berpendapat, menggunakan metode, mengambil kesimpulan. Dengan proses itu dilakukan secara bersama maka akan didapatkan pengetahuan yang tidak hanya memiliki nilai kebenaran pada satu orang saja, tetapi juga untuk beberapa orang (universal).

Link to this elegi

Komentar Elegi Menggapai Mengada dan Pengada

Jangan bersikap sombong dulu jika kita sudah melakukan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Belum tentu yang sudah dilakukan itu diakui oleh orang lain. Apa yang kita lakukan hanya akan benar-benar dinyatakan ADA jika ada begitu banyak yang mengetahuinya. Tetapi itu tidak cukup, ditambah apa yang kita ADA-kan itu di sadari.
Jangan puas dulu dengan apa yang sudah dilakukan. Pada hakekatnya, manusia hanya selalu berusaha untuk menggapai kesempurnaan. Tetapi kesempurnaan hakiki hanyalah milik Allah SWT.

Link to this elegi

Komentar Elegi Menggapai Lengkap

Lengkap dimiliki oleh segala objek dari yang ada dan yang mungkin ada. Manusia dapat berfikir mengenai ada dan yang mungkin ada. Tetapi apakah manusia bisa memikirkannya secara lengkap? Tidak bisa. Sebenar-benarnya lengkap (lengkap absolut) hanyalah milik Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha untuk menggapai lengkap dari objek yang ada dan yang mungkin ada.

Link to this elegi

Senin, 12 Desember 2011

Komentar Elegi Menggapai Dasar Gunung Es

Kalau boleh saya memisalkan bahwa lautan adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Gunung-gunung es adalah hakekat dari bagian-bagian dari yang ada dan yang mungkin ada. Dan di masing hakekat dari bagian-bagian tersebut masih ada hakekat yang lainnya, yaitu puncak-puncaknya yang lebih kecil. Maka, akan ada puncak-puncak yang lebih kecil lagi sampai mencapai dasar di bawah permukaan laut yaitu hakekat yang lebih dalam. dan masih ada lagi dasar yang paling dasar. Dan seterusnya...

Dalam menggapai dasar gunung es, selalu berusaha menggapai hakekat yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.

Link to this elegi

Senin, 05 Desember 2011

Komentar Elegi Menggapai Penampakan

Menggapai Penampakan berarti Menggapai Hakekat. Jadi dalam menggapai penampakan, maka harus sadar akan hakekat yang dimiliki dari suatu penampakan tersebut. Semakin dalam menggapai hakekat akan semakin dalam menggapai penampakan.

Link to this elegi

Komentar Elegi Menggapai Ramai

Tingkat tertinggi dalam menggapai ramai adalah dimana telah munculnya suara 9 pada diri. Setinggi-tinggi bersuara adalah ketika menyebutkan Allah SWT dengan segenap daya, upaya, jiwa dan raga. Dari masing-masing suara itu memiliki dimensinya masing-masing dan pada batasannya. Tetapi pada suara ke 9, memiliki dimensi yang sangat luas. Segala yang ada di seluruh sel-sel tubuh, di seluruh lingkungan sampai batas pikiran mampu merasakan ke-ramai-an yang sangat. Karena semua dari itu masing-masing menyerukan, menyuarakan pada satu hal, yaitu Sang Pencipta. Allah SWT. Maka tidak akan pernah merasa sepi bagi yang pikiran, hati dan tubuhnya jikalau mereka hidup berserah diri pada Allah SWT. KArena sesungguhnya hidup ini hanyalah milikNya.

Link to this elegi

Komentar Elegi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu

Sadar ruang dan waktu sebenar-benarnya adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Dalam menggapai ruang dan waktu, itulah pokoknya. Tetapi tidak ada satupun yang bisa mendapatkan ruang dan waktu yang sebenar-benarnya. Kita hanya bisa berusaha untuk bisa menterjemahkan dan diterjemahkan.
Tokoh pemangsa ruang dan waktu adalah tokoh yang merasa bahwa dia telah mendapatkan ruang dan waktu. Itu menyebabkan muncul rasa ego pada dirinya bahwa dia telah mengetahui segalanya. Padahal dia belum bisa menerjemahkan dan diterjemahkan.
Sunggguh akan sangat bahagia sekali jika selalu berusaha menggapai ruang dan waktu. Akan menjadikan kita menjadi insan yang dapat menjalani hidup yang berguna untuk dirinya, orang lain dan lingkungannya.
Yach...bisa dilihat disekeliling hidup kita, semakin banyak manusia-manusia yang menjadi tokoh pemangsa ruang dan waktu. Begitu banyak koruptor, mafia hukum, dan para penjahat lainnya. Hati-hatilah para teman-temanku, wahai para pendidik dan calon pendidik, dunia kita sangat dekat dengan tokoh pemangsa ruang dan waktu. Waspdalah!!!

Link to this elegi

Komentar Elegi Pemberontakan Para Logos

Elegi yang menceritakan pertengkaran antara logos dan hati. Dimana ke-ego-an dari masing-masingnya dimunculkan. Logos yang menganggap bahwa hati telah membuat mitos-mitos yang mengekangnya. Hati yang merasa bahwa para logos telah melampaui batasnya. Ke-ego-an itu membuat logos menjadi mitos, hati menjadi syaitan.
Tapi apa yang terjadi jika mitos dan syaitan berjalan beriringan?? tidak akan berjalan lancar. Mitos dan syaitan menyebabkan tertutupnya logos dan hati. Tetapi biasanya mitos dan syaitan akan kembali menjadi logos dan hati ketika sudah dibenturkan dengan masalah.
Memang harus waspada dalam menjaga logos dan hati karena begitu dekatnya mereka dengan mitos dan syaitan. Ilmu tanpa hati akan menyebabkan sesat. Hati tanpa ilmu akan menyebabkan buta

Link to this elegi

Jumat, 02 Desember 2011

Elegi Wawancara Orang Tua Berambut Putih

Iya pak...saya merasakan manfaat dari membaca elegi-elegi dalam kehidupan saya. Dari pemikiran-pemikiran para filsuf pun saya bisa mengambil manfaatnya untuk menghadapi tantangan hidup. Saya setuju pada salah satu comment di atas bahwa "setiap manusia adalah filsuf karena manusia adalah makhluk yang berfikir". Memang masing-masing dari manusia memiliki dimensinya sendiri dalam berfikir. Ruang dan waktunya pun berbeda-beda.
Dengan membaca elegi-elegi dapat mempermudah dalam berfikir/berfilsafat. Dengan membaca elegi dapat menambah dimensi, dapat memahami ruang dan waktu. dan masih banyak lagi. Semua itu dapat mempermudah dalam menggapai sebanyak-banyaknya ilmu yang ada di dunia ini.

Link to this Elegi

Komentar Elegi Menggapai Hakekat

Ada sebuah botol di atas meja. Tiba-tiba ada seorang pria melewati meja tersebut. Apakah pria itu tahu bahwa di atas meja yang ia lewati ada sebuah botol?
Kesadaran...Pria itu akan tahu ada botol di atas meja jika dia memiliki kesadaran. Begitu sebaliknya, jika dia tidak memiliki kesadaran akan botol itu, maka pria itu akan menggangap tidak ada botol di atas meja.
Begitu juga dengan hakekat. Jika ingin menggapai hakekat maka sangat diperlukan sebuah kesadaran. Baik itu yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri.

Link to this elegi

Kamis, 01 Desember 2011

Komentar Elegi Menggapai Matematika Yang Tidak Tunggal

Saya merasa aneh...ada yang aneh dengan kebijakan dalam Pendidikan di Negara ini. Di satu pihak, dalam kitab suci pendidikan kita, dikatakan:

Proses pembelajaran matematika pada satuan pendidikan diselenggarakan interaktif, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

Tapi di lain pihak, ada kebijakan UN sebagai penentu masa depan mereka.
Bagaimana proses tersebut bisa terjadi, kalau dari awal siswa sudah ditekan sedemikian rupa.
Saya melihat ada dua hal yang berbeda yang dipaksakan menjadi satu. Salah satunya pasti akan kalah.

Seperti yang dikatan oleh bapak Marsigit pada elegi ini, bahwa dibutuhkan keikhlasan kepada pembuat kebijakan UN. Harus bisa meluruhkan ego pada diri mereka masing-masing. Dan lebih mementingkan kebutuhan belajar matematika siswa yang lebih Aristotelian.

Semoga Sistem Pendidikan kita selalu berkembang untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Negara tercinta kita ini.

Link to this Elegi