About Me

Foto saya
Mahasiswa S2 Pascasarjana UNY P. Matematika Kelas C NIM. 11709251038

Rabu, 23 November 2011

Filsafat Melalui Pikiran Para Filsuf (Immanuel Kant)

Filsafat Immanuel Kant, yang berusaha untuk mempersatukan kedua macam unsur dalam filsafat rasionalisme dan empirisme dalam satu hubungan yang seimbang, yang satu tidak terpisahkan dari yang lain. Menurut Kant, pengetahaun merupakan hasil terakhir yang diperoleh dengan adanya kerjasama di antara dua komponen, yaitu di satu pihak berupa bahan-bahan yang bersiifat pengalmaan inderawi, dan di lain pihak cara mengolah kesan-kesan yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga terdapat suatu hubungan sebab dan akibat. Paham empirisme secara berat sebelah memberikan titik berat pada pengalaman inderawai yang bersifat langsung. Sedangkan paham rasionalisme memberikan peranan yang terlalu besar kepada pikiran manusia, artinya memberikan titik berat atau pengutamaan pada penglihatan yang bersifat akali dan penjabaran yang bersifat logik.

Immanuel Kant mengatakan bahwa dengan hanya mementingkan salah satu dari kedua aspek sumber pengetahuan (rasio dan empirik) tidak akan diperoleh pengetahuan yang kebenarannya bersifat universal sekaligus dapat memberikan informasi baru. Pengetahuan yang rasional adalah yang analitis a priori, pengetahuan bersifat universal tapi tidak memberikan informasi baru. Sebaliknya pengetahuan yang empiris adalah sintetis a posteriori, pengetahuan dapat memberikan informasi baru tetapi kebenarannya tidak universal. Untuk mempersatukan dua pengetahuan tersebut, Immanuel Kant mengemukakan bahwa pengetahuan itu seharusnya sintetis a priori, pengetahuan bersumber dari rasio dan empiric yang sekaligus bersifat a priori dan a posteriori.

Immanuel Kant juga mengatakan bahwa pengetahuan selalu bersifat sintesis. Pengetahuan inderawi merupakan sintesis hal-hal dari luar dan dari bentuk-bentuk ruang dan waktu di dalam diri. Sedangkan pengetahuan dari akal merupakan sintesis dari data inderawi dan sumbangan dari kategori-kategori.